Desember 22, 2010

Strategi Pengembangan Bisnis Perbankan Syariah Pasca 2010

Pemulihan ekonomi global pasca resesi di akhir tahun 2009 memberikan out look yang optimis terhadap perkembangan perekonomian dunia di tahun 2010. Meskipun sempat dilanda oleh krisis Yunani yang terjadi di awal triwulan II pada tahun 2010 namun krisis tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap industri perbankan syariah di tanah air.

Kondisi perbankan syariah nasional yang masih belum terintegrasi secara global terhadap sistem finansial dunia. Jumlah eksposur valas yang dimiliki belum terbilang signifikan berdampak pada terhindarnya bank syariah dari pengaruh langsung krisis tersebut. Kiprah industri perbankan syariah di Indonesia sungguh fantastis.

Sepanjang tahun 2010 perbankan syariah tumbuh dengan volume usaha yang tinggi sebesar 43.99% (yoy). Meningkat pada periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu sebesar (26.55%) dengan pertumbuhan funding dan juga financing yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya (Outlook Perbankan Syariah 2011, Direktorat Islamic Banking BI).

Performance Perbankan Syariah Lebih Baik
Pertumbuhan bisnis perbankan syariah jauh lebih baik dibandingkan perbankan konvensional secara nasional. Untuk pertumbuhan DPK perbankan syariah pada triwulan III 2010 mencapai 22.27% pada periode yang sama tahun sebelumnya dibandingkan perbankan konvensional yang hanya mencapai pertumbuhan di kisaran 8.67%. Sedangkan pertumbuhan pembiayaan bank syariah mencapai 30.04% dan bank konvensional hanya mencapai 15.38%.

Pertumbuhan yang lebih tinggi ini didukung oleh meningkatnya pelaku bisnis di industri perbankan syariah, yang berjumlah 10 Bank Umum Syariah (BUS), 23 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 145 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), serta 1388 jumlah kantor BUS dan UUS (Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia, 2010).

Selain itu pertumbuhan bank syariah tidak lepas dari meningkatnya kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dananya untuk diolah secara syariah. Hal ini dapat dilihat dari low cost fund dan deposito bank syariah yang tumbuh lebih tinggi dari bank konvensional.

Untuk giro tumbuh sebesar 19.43%, tabungan tumbuh sebesar 18.12%, dan deposito tumbuh sebesar 25.17% periode Desember 2009 sampai dengan September 2010 (ytd). Bahwa ini merupakan suatu prestasi yang luar biasa apabila melihat pertumbuhan DPK bank konvensional secara nasional masih di bawah 10%.

Selain itu efektivitas intermediasi bank syariah juga lebih baik. FDR (Financing to Deposit Ratio) sebesar 95% dan secara geografis telah mencapai masyarakat di lebih dari 103 Kabupaten dan 33 Propinsi di Indonesia. Walaupun porsi pembiayaan terbesar masih berada di DKI Jakarta sebesar Rp 24.46T dari total pembiayaan perbankan syariah yang diberikan secara nasional setidaknya untuk efektivitas intermediasi perbankan syariah sudah cukup bagus. Apabila dibandingkan dengan LDR perbankan nasional yang masih hanya berkisar di range 60-70%.

Walaupun ratio FDR bank syariah cukup tinggi perlu diperhatikan agar bank syariah tetap harus berhati-hati dalam menyalurkan dananya serta pengelolaan risiko yang harus ditingkatkan agar Non Performing Financing (NPF) bisa dijaga pada level yang reasonable. Selain itu CAR (Capital Adequacy Ratio) harus tetap dijaga di atas level 12% agar perbankan Syariah tetap dapat menyalurkan pembiayaan ke sektor-sektor produktif secara agresif dan sehat.

Tantangan yang Dihadapi
Ke depannya masih banyak tantangan yang dihadapi industi perbankan Syariah Nasional. Walaupun pertumbuhan dan performance dalam segi pendanaan dan pembiayaan terbilang cukup tinggi namun total aset perbankan syariah masih terbilang cukup kecil.

Pada bulan Oktober 2010 total aset perbankan syariah masih sekitar 3.1% terhadap total aset industri perbankan nasional. Dalam hal ini kita masih boleh dibilang tertinggal cukup jauh dari negara tetangga kita Malaysia yang di tahun 2010 total aset perbankan syariah di negeri jiran ini sudah mencapai 20% terhadap total aset perbankan nasional.

Bagaimana Malaysia bisa cukup agresif dalam mengembangkan industri perbankan syariahnya. Hal ini tidak luput dari government support. Approach top-down yang digunakan oleh kerajaan Malaysia membuat perbankan Syariah mereka maju dengan pesat. Hampir 85% dari DPK berasal dari dana pemerintah, korporasi, dan lembaga keuangan.

Banyak di antara korporasi dan lembaga keuangan tersebut yang terafiliasi dengan pemerintah atau istilahnya government linked companies (GLC) atau lebih dikenal dengan istilah BUMN di Indonesia. Sedangkan dana yang berasal dari individu hanya 15 persen, yaitu 14,5 miliar ringgit (setara Rp 43,5 triliun) per Januari 2010 (Artikel Adiwarman Karim, 11 Oktober 2010).

Di Indonesia peran pemerintah dan BUMN dalam menopang penghimpunan dana bank syariah tidak signifikan. Sebagian besar dana pihak ketiga berasal dari individu dan perusahaan yang tidak terafiliasi dengan pemerintah. Bila kita bandingkan antara jumlah dana pihak yang tidak terafiliasi pemerintah di bank syariah Malaysia dan jumlah dana pihak yang tidak terafiliasi pemerintah di bank syariah Indonesia ternyata Indonesia masih lebih baik.

Dari sisi ini Indonesia patut mendapat gelar the real market leader. Itu sebabnya customer base bank syariah di Indonesia sangat luas. Mencapai lima juta nasabah. Begitu pula dengan customer base asuransi syariah yang mencapai 3,5 juta pemegang polis dan 500 ribu investor reksa dana Syariah. Dengan total 9 juta nasabah Indonesia menjadi negara dengan customer base terbesar di dunia. Jumlah ini sama dengan dua kali lipat total penduduk Singapura dan sama dengan total penduduk Malaysia yang beragama Islam yang telah akil balig.

Luasnya dukungan masyarakat terhadap keuangan syariah menunjukkan kekuatan pasar yang sesungguhnya. Dari sisi ini Indonesia juga patut menyandang gelar the real market leader. Peluang untuk mengembangkan industri perbankan syariah di negeri ini sangat besar dan bukanlah hal yang mustahil untuk mejadikan Indonesia sebagai World's Islamic Financial Hub menyaingi Malaysia, Middle East Countries, bahkan juga London serta Singapore yang juga berambisi untuk menjadi World's Islamic Financial Hub.

Ada pun tantangan lainnya seperti Produk Development khususnya produk treasury dan investasi yang relatif tertinggal. Bisnis yang masih terkonsentrasi di Pulau Jawa (pembiayaan 46%, pendanaan 45%), persepsi pencari kerja terhadap peluang karir di bank syariah lebih rendah, serta mismatch kebutuhan tenaga kerja Syariah yang siap pakai, seharusnya menjadi pertimbangan regulator dan juga pelaku bisnis perbankan syariah agar dapat duduk bersama-sama untuk mencari solusi yang efektif.

Strategi Pengembangan Industri Perbankan Syariah
Penulis beropini bahwa strategi pengembangan industri perbankan syariah seharusnya didukung oleh dua pihak. Regulator dan juga pelaku bisnis Syariah. Dalam hal ini bank induk yang memiliki anak perusahaan syariah.

Pertama, untuk regulator dalam hal ini BI, harus melihat dan membuat kebijakan pengembangan perbankan syariah secara efisien, memberikan syariah service excellent, dan berkontribusi bagi perekonomian nasional. Untuk menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi hal-hal yang bisa dilakukan oleh BI antara lain bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi untuk melakukan penilitian dan mempersiapkan kurikulum dalam mengembangkan SDM berkualitas tinggi yang tidak hanya paham ilmu fiqh tetapi juga mendalami ilmu perbankan dan keuangan.

Selain itu regulasi dan supervsi yang efektif harus dijalankan dan juga aliansi strategis yang berupa working group dengan beberapa pihak seperti Ikatan Akuntansi Indonesia dan Dewan Syariah Nasional agar dapat berjalan dengan baik sehingga inovasi dan pengembangan produk perbankan Syariah dapat berjalan dengan cepat dan efektif (Mulya E Siregar, Direktur Islamic Banking BI, Seminar Akhir Tahun perbankan Syariah November 2010).

Selain daripada itu untuk mendorong investor asing agar tertarik menamkan modalnya di sektor keuangan Syariah Indonesia diperlukan kerja sama dengan Dirjen Perpajakan agar tidak hanya memberikan kebijakan pajak yang mendukung saja. Tetapi, juga menyiapkan instrumen-instrumen investasi syariah yang menarik serta payung hukum yang kuat agar investor asing merasa nyaman untuk berinvestasi di sektor keuangan syariah nasional.

Sosialisasi kepada masyarakat tentang produk-produk syariah serta pengembangan infratruktur dan network yang merata dapat diinisiasi oleh BI melalui kebijakan dan inisiatif strategis. Agar hal ini bisa diimplementasikan kepada pelaku bisnis syariah sehingga fasilitas perbankan syariah ini bisa menjangkau masyarakat luas di seluruh Indonesia.

Kedua, dukungan dari perusahaan induk yang memiliki anak perusahaan syariah juga tidak kalah pentingnya. Dalam hal ini mengambil contoh komitmen Bank Mandiri sebagai perusahaan induk dalam mengembangkan Bank Syariah Mandiri (BSM). Bank Mandiri tidak melihat BSM sebagai kompetitor tetapi melihatnya sebagai mitra dengan tumbuhnya BSM menjadi pemain besar di perbankan nasional. Ini juga akan berdampak secara positif untuk bank induknya.

Bank Mandiri memang tidak setengah-setengah dalam mengembangkan anak perusahaannya ini. BSM merupakan salah satu anak perusahaan Mandiri yang menyumbangkan laba terbesar yang mencapai Rp 360 miliar per oktober 2010. Selain itu suntikan modal terus diberikan untuk menjaga CAR BSM di atas 12%, dan Bank Mandiri mempunyai harapan dan visi yang besar kepada BSM di dalam corporate plannya, yaitu untuk bisa menduduki posisi Top Ten bank dengan total aset terbesar secara nasional di tahun 2015 nanti.

Hal ini disampaikan oleh Bapak Sunarso, Direktrur Commercial & Business Banking Bank Mandiri yang juga mensupervisi BSM pada acara seminar akhir tahun perbankan syariah 2010 di BI. "BSM boleh tumbuh menjadi bank besar tetapi tidak boleh mengalahkan induknya", lanjut beliau dengan disertai tawa dan tepuk tangan dari peserta seminar.

Industri perbankan syariah ke depannya akan lebih sukses dan akan menunjukkan pertumbuhan dan performance yang lebih significant. Dengan catatan regulator harus terus membuat kebijakan yang supportive dan juga beberapa perusahaan induk yang memiliki bisnis perbankan syariah untuk tetap berkomitmen secara serius dalam membuat strategi pengembangan seperti contoh kasuk Bank Mandiri sebagai benchmark.

Andy Rio Wijaya MBA
Praktisi Perbankan Nasional
Alumni Management Centre of International Islamic University Malaysia (IIUM)
Email: andy.riowijaya@yahoo.com

Desember 20, 2010

DEFINISI EKONOMI MAKRO DAN MIKRO

1. Ekonomi Makro
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.

Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :

• Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.

• Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.

• Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.


2. Ekonomi Mikro
Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga. Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum.

Desember 18, 2010

STUDENTSITE GUNADARMA

Universitas Gunadarma menyediakan banyak situs bagi mahasiswa dan mahasiswi Universitas Gunadarma untuk mempermudah komunikasinya. Antara lain BAAK Online, Studentsite, UG Open Courseware, virtual class, UG Wartawarga, UG Community, dll.

Sekarang saya akan membahas tentang Studentsite Gunadarma. Semua mahasiswa Gunadarma harus memiliki account di studentsite cukup dengan masuk ke http://studentsite.gunadarma.ac.id

Home page StudentSite UG :

* Home

berisi kolom aktivasi account, Login, dan berita StudentSite yang memuat berita-berita yang di tampilkan di studentsite.

* Aktivasi

kolom aktivasi account bagi mahasiswa yang belum memiliki account di studentsite dengan memasukan Nomor Pokok Mahasiswa (NPM), Tempat dan Tanggal Lahir, kemudian klik Submit dan akan tampil data anda sebagai mahasiswa UG.

* Kontak

tempat dimana mahasiswa dapat memberi saran atau bertanya bahkan keluhan yang berkaitan dengan studentsite.

* FAQ

Adalah layanan yang berisi tentang keluhan apa saja yang sudah ditanyakan disini.

* Help

layanan untuk membantu mahasiswa bila mengalami kesulitan dalam mengakses studentsite

Banyak menu-menu layanan yang ada di homepage studentsite seperti:

* Home

berisi tentang berita dari BAAK Gunadarma dan Kalender Akademik.

* WWW News

berisi tentang berita dari web UG.

* BAAK Newa

berisi tentang berita dari situs BAAK Gunadarma.

* Leacture Message

berisi tentang pengumuman dan atau tugas yang di berikan dosen untuk mahasiswa yang bersangkutan pada account tersebut.

* Rangkuman Nilai

berisi tentang rangkuman nilai pada Ujian Lokal, Ujian Utama, Rangkuman Nilai, Workshop/Kursus, PI/Skripsi/Aptitude/Perpus/Sidang, Info UM.

* Jadwal Kuliah

menampilan jadwal kuliah untuk user yang bersangkutan

* Jadwal Ujian

Berisi informasi untuk mengetahui kapan dilaksanakannya ujian untuk user studentsite itu tersendiri.

* Bebas Perpustakaan

dimana mahasiswa bebas dari tanggungan buku yang di pinjam dari perpustakaan kampus.

* Surat Keterangan

layanan untuk memberitahukan keterangan user jika sakit atau berhalangan, pindah universitas, cuti kuliah,dsb yang bisa dilakukan lewat akes online.

* Info Absensi

memberitahu mengenai absensi mahasiswa selama perkuliahan.

* Pendaftaran Lomba Blog

berisi tentang form untuk mendaftarkan diri pada lomba blog mingguan yang di adakan UG.

* Info Seminar (UG Portofolio)

memberitahu kapan dan dimana seminar diadakan, layanan ini juga berguna untuk menambah nilai user.

* Tulisan (UG Portofolio)

berisi tentang hasil karya mahasiswa yang di tulis di blog pribadi masing-masing dan kemudian di submit di Tulisan (UG Portofolio) agar tampil di Warta Warga sebagai nilai tambah mata kuliah softskill.

* Tugas (UG Portofolio)

berisi tentang postingan tugas yang di berikan dosen softskill untuk mahasiswa yang di tulis di blog pribadi masing-masing.

* Deposit Library

berisi tentang perpustakaan Gunadarma yang siap melayani mahasiswa dan masyarakat demi mencerdaskan bangsa dengan membaca.

* Warta Warga

berisi tulisan-tulisan yang telah di posting oleh mahasiwa-mahasiwa gunadarma guna berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada mahasiwa lain.

* Blog Komunitas yang terdiri dari Komunitas Perbankan, Komunitas Linux, Komunitas Fotografi, Komunitas Robotika, Komunitas Arsitektur, Komunitas Ekonomi Syariah dan Komunitas Pasar Modal yang dimana mahasiswa dapat berpartisipasi untuk memberi informasi atau tulisan-tulisan melalui blog komunitas tersebut.

Kelebihan dan Kekuranga layanan StudentSite adalah:

@ Kelebihan

Memudahkan mahasiswa untuk memperoleh informasi yang bersifat penting atau mendadak dari kampus atau dosen yang dapat diakses dari mana saja tanpa perlu datang ke kampus dan dapat mengakses beberapa halaman yang terhubung dengan website utama universitas gunadarma.

@ Kekurangan layanan StudentSite

Terkadang mahasiswa kesulitan untuk mengakses studentsite karena terlalu banyaknya mahasiswa yang mengakses dalam kurun waktu yang bersamaan

BISNIS INTERNASIONAL

HAKIKAT BISNIS INTERNASIONAL
Seperti tersebut diatas bahwa Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan melewati batas – batas suatu Negara. Transaksi bisnis seperti ini merupakan transaksi bisnis internasional. Adapun transaksi bisnis yang dilakukan oleh suatu Negara dengan Negara lain yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional (International Trade). Dilain pihak transaksi bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam sutu Negara dengan perusahaan lain atau individu di Negara lain disebut Pemasaran Internasional atau International Marketing. Pemasaran internasional inilah yang biasanya diartikan sebagai Bisnis Internasional, meskipun pada dasarnya ada dua pengertian. Jadi kita dapat membedakan adanya dua buah transaksi Bisnis Internasional yaitu :

a. Perdagangan Internasional (International Trade)
Dalam hal perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar Negara itu biasanya dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan adanya transaksi ekspor dan impor tersebut maka akan timbul “NERACA PERDAGANGAN ANTAR NEGARA” atau “BALANCE OF TRADE”. Suatu Negara dapat memiliki Surplus Neraca Perdagangan atau Devisit Neraca Perdagangannya. Neraca perdagangan yang surplus menunjukan keadaan dimana Negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan dengan nilai impor yang dilakukan dari Negara partner dagangnya. Dengan neraca perdagangan yang mengalami surplus ini maka apabila keadaan yang lain konstan maka aliran kas masuk ke Negara itu akan lebih besar dengan aliran kas keluarnya ke Negara partner dagangnya tersebut. Besar kecilnya aliran uang kas masuk dan keluar antar Negara tersebut sering disebut sebagai “NERACA PEMBAYARAN” atau “BALANCE OF PAYMENTS”. Dalam hal ini neraca pembayaran yang mengalami surplus ini sering juga dikatakan bahwa Negara ini mengalami PERTAMBAHAN DEVISA NEGARA. Sebaliknya apabila Negara itu mengalami devisit neraca perdagangannya maka berarti nilai impornya melebihi nilai ekspor yang dapat dilakukannya dengan Negara lain tersebut. Dengan demikian maka Negara tersebut akan mengalami devisit neraca pembayarannya dan akan menghadapi PENGURANGAN DEVISA NEGARA.

b. Pemasaran International (International Marketing)
Pemasaran internasional yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional (International Busines) merupakan keadaan dimana suatu perusahaan dapat terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan Negara lain, perusahaan lain ataupun masyarakat umum di luar negeri. Transaksi bisnis internasional ini pada umumnya merupakan upaya untuk memasarkan hasil produksi di luar negeri. Dalam hal semacam ini maka pengusaha tersebut akan terbebas dari hambatan perdagangan dan tarif bea masuk karena tidak ada transaksi ekspor impor. Dengan masuknya langsung dan melaksanakan kegiatan produksi dan pemasaran di negeri asing maka tidak terjadi kegiatan ekspor impor. Produk yang dipasarkan itu tidak saja berupa barang akan tetapi dapat pula berupa jasa. Transaksi bisnis internasional semacam ini dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain :
- Licencing
- Franchising
- Management Contracting
- Marketing in Home Country by Host Country
- Joint Venturing
- Multinational Coporation (MNC)
Semua bentuk transaksi internasional tersebut diatas akan memerlukan transaksi pembayaran yang sering disebut sebagai Fee. Dalam hal itu Negara atau Home Country harus membayar sedangkan pengirim atau Host Country akan memperoleh pembayaran fee tersebut.
Pengertian perdagangan internasional dengan perusahaan internasional sering dikacaukan atau sering dianggap sama saja, akan tetapi seperti kita lihat dalam uraian diatas ternyata memang berbeda. Perbedaan utama terletak pada perlakuannya dimana perdagangan internasinol dilakukan oleh Negara sedangkan pemasaran internasional adalah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Disamping itu pemasaran internasional menentukan kegiatan bisnis yang lebih aktif serta lebih progresif dari pada perdagangan internasional.

ALASAN MELAKSANAKAN BISNIS INTERNASIONAL
beberapa alasan untuk melaksanakan bisnis internasional antara lain berupa :

1. Spesialisasi antar bangsa – bangsa
Dalam hubungan dengan keunggulan atau kekuatan tertentu beserta kelemahannya itu maka suatu Negara haruslah menentukan pilihan strategis untuk memproduksikan suatu komoditi yang strategis yaitu :
a. Memanfaatkan semaksimal mungkin kekuatan yang ternyata benar-benar paling unggul sehingga dapat menghasilkannya secara lebih efisien dan paling murah diantara Negara-negara yang lain.
b. Menitik beratkan pada komoditi yang memiliki kelemahan paling kecil diantara Negara-negara yang lain
c. Mengkonsentrasikan perhatiannya untuk memproduksikan atau menguasai komoditi yang memiliki kelemahan yang tertinggi bagi negerinya

· Keunggulan absolute (absolute advantage)
Suatu negara dapat dikatakan memiliki keunggulan absolut apabila negara itu memegang monopoli dalam berproduksi dan perdagangan terhadap produk tersebut. Hal ini akan dapat dicapai kalau tidak ada negara lain yang dapat menghasilkan produk tersebut sehingga negara itu menjadi satu-satunya negara penghasil yang pada umumnya disebabkan karena kondisi alam yang dimilikinya, misalnya hasil tambang, perkebunan, kehutanan, pertanian dan sebagainya. Disamping kondisi alam, keunggulan absolut dapat pula diperoleh dari suatu negara yang mampu untuk memproduksikan suatu komoditi yang paling murah di antara negara-negara lainnya. Keunggulan semacam ini pada umumnya tidak akan dapat berlangsung lama karena kemajuan teknologi akan dengan cepat mengatasi cara produksi yang lebih efisien dan ongkos yang lebih murah.

· Keunggulan komperatif (comparative advantage)
Konsep Keunggulan komparatif ini merupakan konsep yang lebih realistik dan banyak terdapat dalam bisnis Internasional. Yaitu suatu keadaan di mana suatu negara memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk menawarkan produk tersebut dibandingkan dengan negara lain. Kemampuan yang lebih tinggi dalam menawarkan suatu produk itu dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk yaitu :
a. Ongkos atau harga penawaran yang lebih rendah.
b. Mutu yang lebih unggul meskipun harganya lebih mahal.
c. Kontinuitas penyediaan (Supply) yang lebih baik.
d. Stabilitas hubungan bisnis maupun politik yang baik.
e. Tersedianya fasilitas penunjang yang lebih baik misalnya fasilitas latihan maupun transportasi.
Suatu negara pada umumnya akan mengkonsentrasikan untuk berproduksi dan mengekspor komoditi yang mana dia memiliki keunggulan komparatif yang paling baik dan kemudian mengimpor komoditi yang mana mereka memiliki keunggulan komparatif yang terjelek atau kelemahan yang terbesar. Konsep tersebut akan dapat kita lihat dengan jelas dan nyata apabila kita mencoba untuk menelaah neraca perdagangan negara kita (Indonesia) misalnya. Dari neraca perdagangan itu kita dapat melihat komoditi apa yang kita ekspor adalah komoditi yang memiliki keunggulan komparatif bagi Indonesia dan yang kita impor adalah yang keunggulan komparatif kita paling lemah.

2. Pertimbangan pengembangan bisnis
Perusahaan yang sudah bergerak di bidang tertentu dalam suatu bisnis di dalam negeri seringkali lalu mencoba untuk mengembangkan pasarnya ke luar negeri. Hal ini akan menimbulkan beberapa pertimbangang yang mendorong mengapa suatu perusahaan melaksanakan atau terjun ke bisnis internasiional tersebut :
a. Memanfaatkan kapasitas mesin yang masih menganggur yang dimiliki oleh suatu perusahaan
b. Produk tersebut di dalam negeri sudah mengalami tingkat kejenihan dan bahkan mungkin sudah mengalami tahapan penurunan (decline phase) sedangkan di luar negeri justru sedang berkembang (growth)
c. Persaingan yang terjadi di dalam negeri kadang justru lebih tajam katimbang persaingan terhadap produk tersebut di luar negeri
d. Mengembangkan pasar baru (ke luar negeri) merupakan tindakan yang lebih mudah ketimbang mengembangkan produk baru (di dalam negeri)
e. Potensi pasar internasional pada umumnya jauh lebih luas ketimbang pasar domestic

TAHAP-TAHAP DALAM MEMASUKI BISNIS INTERNASIONAL
Perusahaan yang memasuki bisnis internasional pada umumnya terlibat atau melibatkan diri secara bertahap dari tahap yang paling sederhana yang tidak mengandung resiko sampai dengan tahap yang paling kompleks dan mengandung risiko bisnis yang sangat tinggi. Adapun tahap tersebut secara kronologis adalah sebagai berikut :
1. Ekspor Insidentil
2. Ekspor Aktif
3. Penjualan Lisensi
4. Franchising
5. Pemasaran di Luar Negeri
6. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri

EKSPOR INSIDENTIL (INCIDENT At EXPORT)
Dalam rangka untuk masuk ke dalam dunia bisnis Internasional suatu perusahaan pada umumnya dimulai dari suatu keterlibatan yang paling awal yaitu dengan melakukan ekspor insidentil. Dalam tahap awal ini pada umumnya terjadi pada saat adanya kedatangan orang asing di negeri kita kemudian dia membeli barang-barang dan kemudian kita harus mengirimkannya ke negeri asing itu.

EKSPOR AKTIF (ACTIVE EXPORT)
Tahap terdahulu itu kemudian dapat berkembang terus dan kemudian terjalinlah hubungan bisnis yang rutin dan kontinyu dan bahkan transaksi tersebut makin lama akan semakin aktif. Keaktifan hubungan transaksi bisnis tersebut ditandai pada umumnya dengan semakin berkembangnya jumlah maupun jenis komoditi perdagangan Internasional tersebut. Dalam tahap aktif ini perusahaan negeri sendiri mulai aktif untuk melaksanakan manajemen atas transaksi itu. Tidak seperti tahap awal di mana pengusaha hanya bertindak pasif. Oleh karena itu dalam tahap ini sering pula disebut sebagai tahap “ekspor aktif", sedangkan tahap pertama tadi disebut tahap pembelian atau “Purchasing".

PENJUAlAN LISENSI (LICENSING)
Tahap berikutnya adalah tahap penjualan Iisensi. Dalam tahap ini Negara pendatang menjual lisensi atau merek dari produknya kepada negara penerima. Dalam tahap yang dijual adalah hanya merek atau lisensinya saja, sehingga negara penerima dapat melakukan manajemen yang cukup luas terhadap pemasaran maupun proses produksinya termasuk bahan baku serta peralatannya. Untuk keperluan pemakaian lisensi tersebut maka perusahaan dan negara penerima harus membayar fee atas lisensi itu kepada perusahaan asing tersebut.

FRANCHISING
Tahap berikutnya merupakan tahap yang lebih aktif lagi yaitu perusahaan di suatu negara menjual tidak hanya lisensi atau merek dagangnya saja akan tetapi lengkap dengan segala atributnya termasuk peralatan, proses produksi, resep-resep campuran proses produksinya, pengendalian mutunya, pengawasan mutu bahan baku maupun barang jadinya, serta bentuk pelayanannya. Cara ini sering dikenal sebagai bentuk "Franchising". Dalam hal bentuk Franchise ini maka perusahaan yang menerima disebut sebagai "Franchisee" sedangkan perusahaan pemberi disebut sebagai "Franchisor". Bentuk ini pada umumnya berhasil bagi jenis usaha tertentu misalnya makanan, restoran, supermarket, fitness centre dan sebagainya.


HAMBATAN DALAM MEMASUKI BISNIS INTERNASIONAL
Melaksanakan bisnis internasional tentu saja akan lebih banyak memiliki hambatan ketimbang di pasar domestic. Negara lain tentu saja akan memiliki berbagai kepentingan yang sering kai menghambat terlaksannya transaksi bisnis internasional. Disamping itu kebiasaan atau budaya Negara lain tentu saja akan berbeda dengan negeri sendiri. Oleh karena itu maka terdapat beberapa hambatan dalam bisnis internasional yaitu :
1. Batasan perdagangan dan tariff bea masuk
2. Perbedaan bahasa, social budaya/cultural
3. Kondisi politik dan hokum/perundang-undangan
4. Hambatan operasional

PERBEDAAN BAHASA, SOSIAL BUDAYA / KULTURAL
Perbedaan dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis Internasional, hal ini disebabkan karena bahasa adalah merupakan alat komunikasi yang vital baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Tanpa komunikasi yang baik maka hubungan bisnis sukar untuk dapat berlangsung dengan Iancar. Hambatan bahasa ini pada saat ini semakin berkurang berkat adanya bahasa Internasional yaitu bahasa lnggris. Meskipun demikian perbedaan bahasa ini tetap merupakan hambatan yang harus diwaspadai dan dipelajari dengan baik karena suatu ungkapan dalam suatu bahasa tertentu tidak dapat diungkapkan secara begitu saja (letterlijk) dengan kata yang sama dengan bahasa yang lain. Bahkan suatu merek dagang atau nama produk pun dapat memiliki arti yang lain dan sangat negatif bagi suatu negara tertentu. Sebagai contoh pabrik mobil Chevrolet yang memberikan nama suatu jenis mobilnya dengan nama "Chevrolet's Nova", pada hal di negara Spanyol kata "No Va" berarti "tidak dapat berjalan". Oleh karena itu maka sangat sulit untuk memasarkan produk tersebut di negara Spanyol tersebut.
Perbedaan kondisi sosial budaya merupakan suatu masalah yang harus dicermati pula dalam melakukan bisnis Internasional. Misalnya saja pemberian warna terhadap suatu produk ataupun bungkusnya harus hati-hati karena warna tertentu yang di suatu negara memiliki arti tertentu di negara lain dapat bermakna yang bertentangan. Perbedaan budaya ataupun kebiasaan juga perlu diperhatikan. Misalnya orang Jepang memiliki kebiasaan untuk tidak mau mendekati wanita bila membeli di supermarket, sehingga hal ini membawa konsekuensi bahwa barang-barang yang berupa alat-alat kosmetik pria jangan ditempatkan berdekatan dengan kosmetik wanita, sebab tidak akan didekati oleh pembeli pria.

HAMBATAN POLITIK, HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN
Hubungan politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara yang lain juga akan mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis dari kedua negara tersebut. Sebagai contoh yang ekstrim Amerika melakukan embargo terhadap komoditi perdagangan dengan negara-negara Komunis.
Ketentuan Hukum ataupun Perundang-undang yang berlaku di suatu negara kadang juga membatasi berlangsungnya bisnis internasional. Misalnya negara-negara Arab melarang barang-barang mengandung daging maupun minyak babi.
Lebih dan itu undang-undang di negaranya sendiri pun juga dapat membatasi berlangsungnya bisnis Internasional, misalnya Indonesia melarang ekspor kulit mentah ataupun setengah jadi, begitu pula rotan mentah dan setengah jadi dan sebagainya.

HAMBATAN OPERASIONAL
Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah berupa masalah operasional yakni transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan tersebut dari negara yang satu ke negara yang lain. Transportasi ini seringkali sukar untuk dilakukan karena antara kedua negara itu belum memiliki jalur pelayaran kapal laut yang reguler. Hal ini akan dapat mengakibatkan bahwa biaya pengangkutan atau ekspedisi kapal laut untuk jalur tersebut akan menjadi sangat mahal. Mahalnya biaya angkut itu dikarenakan selain keadaan bahwa kapal pengangkutnya hanya melayani satu negara itu saja yang biasanya lalu mahal, maka kembalinya kapal tersebut dati negara tujuan itu akan menjadi kosong. Perjalan kapal kosong di samudera luas akan sangat membahayakan bagi keselamatan kapal itu sendiri.



PERUSAHAAN MULTINASIONAL
Perusahaan multinasional pada hakikatnya adalah suatu perusahaan yang melaksanakan kegiatan secara internasional atau dengan kata lain melakukan operasinya di beberapa Negara. Perusahaan macam ini sering disebut Multinasional Corporations yang biasanya disingkat MNC. Era Globalisasi yang melanda dunia pada saat ini dimana dalam kondisi itu tidak ada satu Negara pun di dunia ini yang terbebas dan tak terjangkau oleh pengaruh dari Negara lain. Setiap Negara setiap saat akan selalu terpengaruh oleh tindakan yang dilakukan oleh Negara lain. Hal ini bisa terjadi karena pada saat ini kita berada dalam abad komunikasi, sehingga dengan cara yang sangat cepat dan bahkan dalam waktu yang bersamaan kita dapat mengetahui suatu kejadian yang terjadi di setiap Negara di manapun di dunia ini.
Dari keadaan itu maka seolah-olah tidak ada lagi batas-batas antara negara yang satu dengan negara yang lain. Kehidupan sehari-hari menjadi lebih bersifat sama. Dengan kecenderungan yang terjadi pada saat ini bahwa permintaan ataupun kebutuhan masyarakat di mana pun di dunia ini mendekati hal yang sama. Kebutuhan akan barang-barang konsumsi atau untuk kehidupan sehari-hari cenderung tidak berbeda antara negara yang satu dengan negara lain. Kebutuhan akan sabun mandi, sabun cuci, alat-alat tulis, alat-alat kantor, pakaian, juga perabot rumah tangga dan sebagainya tidaklah banyak berbeda antara masyarakat Indonesia dengan Filipina, Jepang, Korea, Arab atupun di Eropa dan Amerika.
Kecenderungan untuk adanya kesamaan inilah yang mendorong perusahaan untuk beroperasi secara Internasional Perusahaan yang demikian akan mencoba untuk mencari tempat pabrik guna memproduksikan barang-barang tersebut yang paling murah dan kemudian memasarkannya keseluruh penjuru dunia sehingga akan menjadi lebih ekonomis dan memiliki daya saing yang lebih tinggi. Di samping itu adanya batasan-batasan ekspor-impor antar negara mendorong suatu perusahaan untuk memproduksikan saja barang itu di negeri itu sendiri dan kemudian menjualnya di negeri itu juga meskipun pemiliknya adalah dari luar negeri. Dengan cara itu maka problem pembatasan ekspor-impor menjadi tidak berlaku lagi baginya. Banyak contoh perusahaan multinasional ini misalnya saja: Coca Cola, Colgate, Johnson & Johnson, IBM, General Electric, Mitzubishi Electric, Toyota, Philips dari negeri Belanda, Nestle dari Switzerland, Unilever dari Belanda dan lnggris, Bayer dati Jerman, Basf juga dari Jerman, Ciba dari Switzerland dan sebagainya.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS

Tanggung jawab sosial suatu bisnis adalah tangung jawab sebuah perusahaan atau pemain bisnis terhadap lingkungan maupun pada masarakat yang terkait dalam bidang bisnis tersebut.


Bentuk-bentuk tanggung jawab sosial suatu bisnis , yaitu :

Penjabaran dari kepedulian sosial dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial bisnis. Itu dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat kepedulian sosial suatu bisnis maka semakin meningkat pula pelaksanaan praktek bisnis etik dalam masyarakat.

Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di indonesia adalah sebagai berikut :

a. Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP).
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak
dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku. Dimana diatur
kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberpa contoh hak karyawan adalah seperti
cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.

b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi
menjaga lingkungan.

c. Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (k3)
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan mempergunakan alat-alat yang
berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung maupun yang
lainnya.

d. Perkebunan Inti Rakyat (PIR).
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik
masyarakat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan
dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya yang
berfungsi sebagai plasma.

e. Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat.
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah
sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. terkadang hal ini menyebabkan masalah
kepada pengusaha besar, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran tinggi dalam
pelaksanaannya.


Tanggung jawab sosial (sosial responsibility), yaitu :

- Etika mempengaruhi perilaku pribadi di lingkungan kerja atau suatu usaha bisnis untuk
menyeimbangi komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam lingkungannya.
contoh : Bertanggung jawab terhadap investor, untuk memaksimalkan profit, karyawan,
konsumen dan bisnis lain.


Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.

Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.

Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.

Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :

* Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.

* Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.

* Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.

Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.

Biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.

Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena :

* Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.

* Mampu meningkatkan motivasi pekerja.

* Melindungi prinsip kebebasan berniaga

* Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.

Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.

Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier.

Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin harus mempertahankan karyawannya.

Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara :

* Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)

* Memperkuat sistem pengawasan

* Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.

TEKNIK ANALISIS MERAMALKAN KAS PERUSAHAAN

Teknik analisis meramalkan kas perusahaan adalah tehnik untuk mengetahui keadaan sehat atau tidaknya kas pada perusahaan di masa mendatang atupun sekarang.

Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Pertumbuhan penjualan yaitu merupakan peningkatan jumlah atau volume penjualan yang telah dicapai oleh perusahaan , contohnya penjualan dari tahun 2002 sampai 2006.

2. Rekening-rekening neraca yaitu merupakan laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal suatu perusahaan pada suatu saat tertentu, yang meliputi:

a. Aktiva merupakan sumber ekonomi yang digunakan oleh perusahaan dalam rangka untuk menjalankan aktivitasnya.
b. Pasiva adalah pengorbanan ekonomis yang timbul dimasa mendatang dari kewajiban perusahaan yang terjadi.
c. Modal saham adalah sisa aset yang dimiliki oleh perusahaan dikurangi dengan hutang yang dimiliki perusahaan.

3. AFN adalah besarnya dana tambahan yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan berdasarkan peningkatan volume penjualan.

4. Rekening-rekening laporan laba rugi adalah suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, yaitu meliputi:

a. Laba merupakan kenaikan modal saham yang dimiliki oleh perusahaan yang berasal dari pendapatan operasional perusahaan , contohnya laba perusahhan pada tahun 2006
b. Rugi yaitu merupakan penurunan modal saham yang diakibatkan dari transaksi yang dilakukan oleh perusahaan pada suatu periode tertentu , contohnya yaitu rugi perusahaan pada transaksi tahun 2006.
c. Penjualan adalah merupakan serangkaian langkah yang dilalui oleh tenaga penjual dalam sebuah organisasi tertentu untuk menawarkan suatu produk atau jasa tertentu kepada konsumen , contohnya pada tahun 2006.



Dalam teknik analisis meramalkan kas perusahaan ada beberapa teknik , yaitu :


* Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data dilakukan melalui dokumentasi, yakni mempelajari serta menyalin catatan atau dokumen yang berhubungan dengan data yang diperlukan berupa laporan keuangan perusahaan yang meliputi gambaran umum perusahaan, jenis produk dan jumlah produksi, neraca dan laporan rugi laba, yang bersumber dari Perusahaan meubel Lindah Pasuruan, selanjutnya sumber data tersebut dipelajari, diklasifikasikan kemudian dianalisis.

* Teknik Analisis Data

Dalam teknik analisis data yang akan dilakukan terdiri dari beberapa langkah yaitu meliputi:

1. Peramalan Penjualan

Untuk menyusun peramalan keuangan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode regresi linier dan model-model yang terkomputerisasi. Analisis regresi merupakan metode yang lebih umum digunakan untuk meramalkan kebutuhan-kebutuhan keuangan dan tidak terlalu mudah terkena perangkap potensial dam metode prosentase penjualan.
Pada analisis regresi ini, persamaan yang digunakan untuk menganalisa data adalah :

Y = a + bX (Brigham dan Houston, 1999:120).

Keterangan :
Y = adalah variabel dependen
a = adalah intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y)
b = adalah kemiringan (slope) kurva linier
X = adalah variabel independen

Persamaan di atas dapat digunakan untuk menaksir nilai Y, jika nilai a, b, dan X diketahui. Nilai a merupakan nilai Y yang dipotong oleh kurva linier pada sumbu vertikal Y (a adalah nilai Y, bila X=0). Nilai b adalah kemiringan (slope) kurva linier yang menunjukkan besarnya perubahan nilai Y sebagai akibat perubahan setiap unit nilai X. besarnya nilai a dan b konstan sepanjang kurva linier.

2. Tingkat Pertumbuhan Penjualan
Adapun persamaan yang digunakan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan penjualan yaitu:

Gt = Tingkat Pertumbuhan Penjualan
SRt= Penjualan pada tahun t
SRt-1= Penjualan pada tahun t-1

3. Penentuan besarnya AFN (Additional Fund Needed)

4. Peramalan Neraca

5. Peramalan Laporan Laba Rugi